Khotbah Gerhana ; Memetik Hikmah Dari Gerhana Matahari
Memetik Hikmah Dari Gerhana Matahari
(Oleh:Munawir)
ألحَمْدُ لِلّهِ. ألحَمْدُ
لِلّهِ الذِي جَزَى العَامِلِيْنَ. وأحَبَّ الطَّائِعِيْنَ. وَأبْغَضَ العَاصِيْنَ. أشْهَدُ
أنْ لاَ اِلهَ اِلااللهُ. وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمّدًا رَسُوْلُ اللهِ. اَللّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمّدٍ الهَادِي اِلَى صرَاطِكَ
المُسْتَقِيْمِ. وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِكَ
الْقَوِيْمِ. أمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ،
اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ، قَالَ اللهُ تَعَالَى وَمِنْ آيَاتِهِ
اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلا
لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ
تَعْبُدُونَ
Jamaah
shalat gerhana yang berbahagia
MARILAH
kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu
Wata’ala dengan sebenar-benar taqwa, iaitu istiqamah dalam mengerjakan segala
suruhan-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Dengan yang demikian,
mudah-mudahan kita akan menjadi umat yang terbaik dan unggul serta mendapat
keredaan Allah Subhanahu Wata’ala di dunia dan di akhirat.
Shalawat
dan salam kita berikan kepada Nabi Besar Muhammad Shallallaahu ’alaihi wasallam
yang telah menuntun umat manusia dari zaman jahiliyah yang penuh kegelapan
menuju zaman keislaman yang tercerahkan; dan juga kepada para sahabatnya serta
para generasi selanjutnya yang memperjuangkan Islam hingga akhir zaman nanti.
Jamaah
shalat gerhana yang berbahagia
Allah
SWT yang menciptakan matahari dan bulan dan mengatur keduanya untuk maslahat
manusia. Allah Subhanahu Wata’ala Maha Berkuasa dan Maha Mengetahui akan segala
kejadian. Dialah juga yang menjadikan apa yang ada di bumi seperti manusia,
jin, tumbuh-tumbuhan dan hawan serta menjadikan apa yang ada di langit seperti
bulan, matahari dan sebagainya. yaitu sebagai
bukti keterangan yang nyata tentang kudrat, iradat, ilmu, kebijaksanaan serta
pemurniaan
nikmat dari Allah Subhanahu Wata’ala yang banyak dan luas yang mendorong supaya
makhluk-Nya memuji dan bersyukur serta mengabdikan diri sebagai hamba dengan
khusyuk dan tawaduk kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Allah SWT berfirman:
هُوَ الَّذِي
جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا
عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ
يُفَصِّلُ الْآَيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan
bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan
bulan itu, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS. Yunus: 5)
Umat
Islam mestilah percaya dengan penuh yakin bahwa Allah Subhanahu Wata’ala
pentadbir seluruh alam, segala peredaran cakerawala, bumi, bulan, matahari dan
seumpamanya adalah di bawah kekuasaan Allah Subhanahu Wata’ala yang
menggerakkannya. Peredaran bulan dan matahari yang teratur setiap hari secara
berganti-ganti, matahari beredar di waktu siang, manakala bulan beredar di
waktu malam adalah atas kudrat dan iradat Allah Subhanahu Wata’ala jua dan dia
mempunyai hikmat dan tujuan tersendiri. Allah SWT
berfirman,
uوَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ
أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا
“Dan Dia (pula)
yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil
pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. (Terj. QS. Al Furqan: 62)
Jamaah
shalat gerhana yang berbahagia
Sebagian orang menganggap terjadinya gerhana
matahari dan bulan sebagai gejala alam biasa, sebagai peristiwa ilmiah yang
bisa dinalar. Gerhana sekedar menjadi tontonan menarik yang bisa disaksikan
beramai-ramai bersama keluarga dan handai tolan. Namun bagi yang merasa tunduk
kepada keagungan Sang Perncipta, Allah SWT, gerhana adalah peristiwa penting
yang secara gamblang menunjukkan bahwa ada kekuatan Yang Maha Agung di luar
batas kemampuan manusia; manusia yang paling merasa faham ilmu alam sekalipun.
Mereka yang merasa rendah di hadapan Sang Pencipta akan menadahkan muka,
menghadap Allah, mengerjakan shalat secara berjamaah. Rasulullah SAW telah
memberikan tuntunan untuk itu.
Rasulullah
SAW bersabda,
إِنَّ الشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ ، وَلا
لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا ، فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلاةِ (أَخْرَجَهُ
مُسْلِمٌ)
”Sesungguhnya matahari dan rembulan adalah dua
tanda-tanda kekuasaan Allah, maka apabila kalian melihat gerhana, maka
berdo’alah kepada Allah, lalu sholatlah sehingga hilang dari kalian gelap, dan
bersedekahlah.” (HR Bukhari-Muslim)
Jamaah
shalat gerhana yang berbahagia
Sayyidatuna A’isyah ra bercerita: Gerhana matahari
pernah terjadi di masa Rasululloh SAW kemudian beliau sholat bersama para
sahabat. Beliau pun berdiri dengan lama, ruku’ dengan lama, berdiri lagi dengan
lama namun lebih pendek dari yang pertama, lalu ruku’ dengan lama namun lebih
pendek dari yang pertama, lalu mengangkat kepala dan bersujud, dan melakukan
sholat yang terakhir seperti itu, kemudian selesai dan matahari pun sudah
muncul. (HR Bukhari, Muslim, Nasa’i, Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, dan Ibnu
Majah)
Para ulama sepakat bahwa sholat gerhana matahari dan
bulan adalah sunnah dan dilakukan secara berjamaah. Berdasarkan redaksi hadits
yang pertama di atas penamaan gerhana matahari dan bulan berbeda, sholat khusuf
untuk gerhana bulan dan sholat kusuf untuk gerhana matahari.
Imam Maliki dan
Syafi’i berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidatuna A’isyah
berpendapat bahwa sholat gerhana dengan dua roka'at dengan dua kali ruku’,
berbeda dengan sholat Id dan Jum’at. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu
Abbas juga terdapat penjelasan serupa, yakni sholat gerhana dikerjakan dua
roka'at dengan dua kali ruku’, dan dijelaskan oleh Abu Umar bahwa hadits
tersebut dinilai paling shahih.
Maka dengan begitu keistimewaan shalat gernana
dibanding dengan shalat sunnah sunnah lainnya terletak pada bilangan ruku’ pada
setiap roka’atnya. Apalagi dalam setiap ruku’ disunnahkan membaca tasbih
berulang-ulang dan berlama-lama.
وَبِحَمْدِهِ
الْعَظِيْمِ رَبِّيَ سُبْحَانِ
Tasbih berarti
gerak yang dinamis seperti ketika bulan berrotasi (berputar mengelilingi
kutubnya) dan berevolusi (mengelilingi) bumi, bumi berotasi dan berevolusi
mengelilingi matahari, atau ketika matahari berotasi dan berevolusi pada pusat
galaksi Bimasakti. Namun pada saat terjadi gerhana, ada
proses yang aneh dalam rotasi dan revolusi itu. Maka bertasbihlah! Maha Suci
Allah, Yang Maha Agung!
Jamaah
shalat gerhana yang berbahagia
Ada
beberapa hikmah yang bisa kita petik dari peristiwa gerhana:
Yang pertama: Sebagai salah
satu tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah ‘Azza wa Jalla. Jika yang
demikian mudah bagi Allah, maka lebih mudah lagi bagi-Nya menghidupkan manusia
yang telah mati untuk diberi-Nya pembalasan.
Yang kedua: Untuk memperingatkan (menakut-nakuti)
manusia agar mereka kembali kepada-Nya dan berhenti dari berbuat maksiat serta
mengisi hidupnya di dunia dengan amal yang saleh. Allah SWT berfirman, “Dan
Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.” (Terj. QS.
Al Israa': 59)
Yang ketiga: Sebagai perumpamaan terhadap hal yang akan terjadi pada hari kiamat,
dan bahwa hal itu mudah bagi Allah Azza wa Jalla.
Dan
mungkin masih banyak lagi hikmah-hikmah
yang lain yang bisa dipetik atas peristiwa gerhana.
Jamaah
shalat gerhana yang berbahagia
Ketika
terjadi gerhana ada beberapa sikap yang perlu dilakukan, di antaranya adalah:
1.
Memperbanyak takbir, dzikir dan doa kepada Allah dengan
penuh khusyu’ dan tadlaru’. Peristiwa gerhana ini merupakan tanda tanda
kebesaran Allah yang harus diambil i’tibar (pelajaran) dengan terus mendalami
kebesaran Allah melalui ayat ayat kauniya-Nya.
2.
Melaksanakan sholat gerhana
3.
Memperbanyak shadaqah dan amal sholih
4.
Melakukan muhasabah atas berbagai musibah yang melanda
bangsa Indonesia, mulai banjir, tsunami, longsor, serta bencana alam dan
bencana sosial lainya, karena ulah dan kesalahan kita dengan disertai taubat
nashuha, komitmen bersma untuk ketaatan denagn menjalankan seluruh perintah
agama, dan menjauhi, mengingkari dan mencegah perbuatan yang di larang oleh-Nya
seperti praktek pratek keagamaan menyimpang, korupsi, prostitusi, homoseksual
dan perbuatan haram lainya, komitmen ketaatan dan perbaikan dimulai dari diri,
keluarga, dan lingkungan terdekat.
Rasulullah Saw bersabda,
فَإِذَا
رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَاذْكُرُوْا اللهَ وَكَبَّرُوْا وَصَلُّوْا وَتَصَدَّقُوْا
“Apabila kalian melihat gerhana, maka segeralah
dzikrullah, bertakbir, shalat dan bersedekah.” (HR. Malik, Ahmad, Bukhari,
Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i)
Jamaah
shalat gerhana yang berbahagia
Demikianlah khutbah yang bisa kami sampaikan mudah-mudahan
kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang diberi petunjuk dan
perlindungan oleh Allah Swt di dunia maupun di akhirat. Dan Mudah-mudahan
kejadian gerhana matahari ini akan menimbulkan keinsafan, menambah serta
menguatkan lagi keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِى اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. اَعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، وَالْعَصْرِ
اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِىْ خُسْرٍ اِلاَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوْ
الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ
اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
Khotbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ
لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ
وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
امَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ
اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ الله اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ الله اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ.
وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ
وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ
الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ
وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ
وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ
اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ
فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ
يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ
اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Post a Comment