Sayyid Ahmad At-Tijani Ra; Pendiri Thoriqoh Tijaniyah
Menurut cucunya yang kelima yang bernama Syeikh Jubayr bahwa : Syeikh Ahmad
al-Tijani (1150-1230 H., 1737-1815 M.) dilahirkan pada hari kamis tanggal 13
Shafar tahun 1150 H. (1737 M.) di `Ain Madi, suatu desa terkenal disahara timur
Maroko.
Syeikh Ahmad al-Tijani memiliki nasab sampai kepada Rasulullah saw.
Attijani merupakan kata nisbah kepada suatu negeri terkenal bernama Tijanah,
kabilah tijanah adalah keluarga syeikh tijani ra. dari pihak ibu beliau dan pada
kabilah inilah lebih dikenal sebutan marga beliau sehingga lazim disebut dengan
" Tijani " sedangkan kata " Al madhowi " merupakan nisbat
kepada `Ain madhi, suatu desa terkenal di sahara timur Maroko. di desa inilah
syeikh Tijani ra. dilahirkan pada hari kamis tanggal 13 Shafar 1150 H.
Dengan karunia Allah yang melimpah . beliau telah hafal Al-Qur`an dengan
baik sejak usia 7 tahun. kemudian menguasai ilmu pengetahuan yang di terjuni,
sampai beliau dapat mengajar dan berfatwa dalam usia mudayaitu belum mencapai
usia 20 tahun Syeikh Ahmad attijani ra. sangat menguasai semua ilmu pengetahuan
. apabila di tanya tentang sesuatu masalah dengan cepat beliau menjawabnya
seolah melihat papan jawaban di depannya. sebagai seorang ulama besar dan mufti
syeikh ahmad attijani ra. benar-benar memiliki motivasi belajar yang tinggi hal
itu terbukti dengan kegigihannya didalam berguru kepada setiap orang yang telah
mencapai tingkat `Allamah, Darrokah.
Dampak yang diperoleh dari liku-liku kehidupan tersebut telah membawa diri
beliau mendapatkan karunia Allah yaitu Mahabbah peningkatan kwantitas ibadah
sekaligus merupakan peningkatan amalan shufiyyah (wilayah). disamping itu
syeikh ahmad attijani ra. juga sering melakukan ziaroh silaturrohim kepada para
`ulama berpangkat luhur (Kubbaro) dan juga kepada para wali Allah (Hukama).
Kesan yang diperoleh dari para wali yang dikunjungi yaitu terungkap dalam
suatu pembicaraan diantara mereka bahwa syeikh ahmad attijani ra. akan mencapai
tingkat derajat yang agung disisi Hadhroh Allah Swt. serta akan menjadi cahaya
sebagai panutan para hamba Allah yang ingin mendapatkan kebahagiaan dunia dan
akhirat. puncak kebahagiaan pertama yang di alami syeikh, setelah beliau
memperoleh ijazah dari para wali yang di implementasi-kan dalam berbagai bentuk
wirid disertai mujahadah (berjuang dengan cara memejamkan mata dalam melihat
cahaya Allah disertai syarat-syarat tertentu dalam bermujahadah lihat kitab
roudhotut tholibin imam ghozali ra.) dan memperbanyak amalan ibadah shalat
sunnah, puasa, melanggengkan wudlu dan uzlah (menyepi di dalam masjid) adalah
bisa bertemu dengan Rasulullah Saw. dalam waktu jaga dan sadar, bahkan langsung
berdialog dan bermusyafachah (bersalaman). Pada saat bertemu muka dengan
Rosulullah Saw. syeikh ahmad attijani diberi wirid : Istigfar 100x, Sholawat
100x.
Peristiwa besar ini , lazim kita kenal dengan sebutan " Al-Fathul
Akbar " yang terjadi pada tahun 1196 H. sewaktu beliau melakukan
perjalanan dari Tilimsan ke syalalah dan Aby Samghun, syalalah dan Aby Samghun
adalah dua desa yang berdekatan di sahara timur syeikh tijani bersama
keluarganya tinggal di syalalah sampai pada tahun 1199 H yang kemudian ke aby
samghun, pada waktu itulah syeikh ahmad attijani mendapat izin penuh dari
Rosulullah Saw. untuk menalkinkan wirid Thoriqoh kepada setiap orang islam
laki-laki dan perempuan yang memohonnya. wirid pertama inilah yang merupakan
embrio (cikal bakal) Thoriqoh Tijaniyyah, yang kemudian jamaah Thoriqoh
Tijaniyyah populer menyebutnya dengan nama wirid lazim.
Akhirnya wirid lazim pada tahun 1200 H. oleh Rosulullah Saw. disempurnakan dengan
: Istigfar 100x, Sholawat 100x, Dzikir Tahlil 100x. Secara kronologis wirid
lazim merupakan embrio yang juga sekaligus motivator bagi kelanjutan
pengembangan amalan ilmu dan semua wirid berikutnya dalam wawasan yang lebih
luas bagi para ulama tijaniyyah semasa syeikh Tijani ra. masih hidup. ditinjau
dari prosedur sebagaimana thariqoh Tijaniyyah ini diperoleh maka para ulama
telah mengategorikan Thoriqoh Tijaniyyah ini kedalam thoriqoh Barzakhiyyah yang
berarti mendapat ijazah langsung dari Rosulullah Saw. dikala beliau telah
berpindah ka alam barzah yaitu setelah wafat. Dalam hal ini , maka banyak
sekali dari jamaah sahabat syeikh Ahmad Tijani ra. melakukan ibadah semalam
suntuk. semua itu karena anjuran tegas dari syeikh ahmad Tijani ra.
Post a Comment