header ads

Manajemen Ramadlan 3. Menghindari Perkataan Bohong, Dusta, Adudomba, Mengumpat dan Ngerasani saat Berpuasa

Menghindari Perkataan Bohong, Dusta, Adudomba, Mengumpat dan Ngerasani saat Berpuasa
Oleh : Ust. Munawir (Ketua LBMNU Propinsi Lampung)

Banyak orang yang berpuasa namun dia hanya menggugurkan kewajibanya terhadap Allah SWT. Namun secara kehusyu’an dan pengendalian banyak hal masih belum dilakukan. Orang seperti ini tak hayal sebagai insan yang bisa berjalan namun tak tau tujuan akhirnya, dia menjalankan kewajiban namun tidak belajar bagaimana kehusyu’an itu diperoleh.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَكَمْ مِنْ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ. (الكتاب: مسند أحمد, المؤلف: أبو عبد الله أحمد بن محمد بن حنبل بن هلال بن أسد الشيباني (المتوفى: 241هـ)

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulallah SAW Bersabda: Banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapat pahalanya puasa kecauali hanya lapar dan dahaga, banyak orang yang bangun malam (sholat malam) tapi tidak mendapat pahalanya sholat malam kecuali hanya bangun tengah.(HR Ahmad)

Imam At Tibi mengomentari hadits diatas dalam kitab Muraqatul Mafatih, bahwa orang yang berpuasa ketika tidak ada dalam hatinya niat hanya beribadah kepada Allah SWT dan tidak bisa menahan diri dari perbuatan jelek seperti berkata bohong, berkata yang tidak ada manfaatnya, berbohong, ghibah (gosip), adu domba maka orang tersebut tidak akan mendapat pahal puasa.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ  رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ  صلى الله عليه وسلم مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ اَلزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ, وَالْجَهْلَ, فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ  (رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ, وَأَبُو دَاوُدَ وَاللَّفْظُ لَهُ, الكتاب: بُلُوغُ اَلْمَرَامِ مِنْ أَدِلَّةِ اَلْأَحْكَامِ المؤلف: ابن حجر العسقلاني)

Dari Abu Hurairah, Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan (tetap) mengamalkannya, maka tidaklah Allah Azza wa Jalla butuh (atas perbuatannya meskipun) meninggalkan makan dan minumnya”(HR. bukhori)
Diberdayakan oleh Blogger.