Manajemen Romadlon 5. Pengertian Puasa dan Kapan Harus Berpuasa Romadlon
Oleh : Ust. Munawir (Ketua LBMNU Propinsi Lampung)
Kata puasa dalam bahasa
Arab adalah “Shiyam atau shaum”, keduanya merupakan bentuk masdar, yang
bermakna menahan. Sedangkan secara istilah fiqh berarti menahan diri
sepanjang hari dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat
tertentu, menahan dari segala sesuatu yang menyebabkan batalnya puasa bagi
orang islam yang berakal, sehat, dan suci dari haid dan nifas bagi seorang
muslimah.
(Fiqhul Islam Wa
Adilatuhu, Juz: 3, Hal:1)
Hukum mengerjakan puasa
adalah Fardu a’in atas tiap tiap orang mukalaf (baligh dan berakal)
Firman Allah SWT:
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامَ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
“Hai
orang orang yang beriman, difardukan atas kamu puasa sebagaimana telah
difardukan atas umat yang terdahulu dari kamu, mudah mudahan kamu bertaqwa.”
(QS:al-Baqoroh:183)
Puasa
ramadhan diwajbkan atas tiap tiap orang mukalaf dengan salah satu ketentuan ketentuan
sebagai berikut :
1. Adanya ketetapan melihat bulan (ra’yu) yang
dipersaksikan oleh seorang yang adil di muka hakim.
2. Dengan menyempurnakan bulan sya’ban 30 hari
apabila bulan (awal ramadhan ) tidak terlihat.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَافْطُرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ
فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ. (رواه
الْبُخَارِيِّ, الكتاب: الجامع الصحيح المسمى صحيح مسلم, المؤلف: مسلم بن الحجاج
أبو الحسن القشيري النيسابوري (المتوفى : 261هـ)
Dari Abu
Huraisah ra, sesungguhnya Nabi SAW bersabda: Berpuasalah kamu ketika melihat
bulan (tanggal satu Ramdhan), dan berbukalah
kamu ketika melihat bulan (tanggal satu sawal), maka jika bulan tidak terlihat
maka sempurnkan hitungan bulan syaa’ban 30 hari. (HR. Bukhori)
وَعَنِ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ:
تَرَاءَى اَلنَّاسُ اَلْهِلَالَ, فَأَخْبَرْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم أَنِّي رَأَيْتُهُ,
فَصَامَ, وَأَمَرَ اَلنَّاسَ بِصِيَامِهِ (رَوَاهُ
أَبُو دَاوُدَ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ, وَالْحَاكِمُ, الكتاب : بُلُوغُ
اَلْمَرَامِ مِنْ أَدِلَّةِ اَلْأَحْكَامِ, المؤلف : ابن حجر العسقلاني)
Dari Ibnu
Umar ra berkata, sebagian sagian sahabat ada yang melihat bulan, kemudian saya
memberi khabar kepada Rasulallah SAW, sesungguhnya saya telah melihat bulan,
kemudian (Nabi SAW) puasa dan beliau memerintahkan semua manusia untuk
berpuasa. (HR Abu Daut, Hakim)
3. Adanya khabar mutawatir tentang terlihat
bulan.
4. Dengan melihat bulan, bagi yang melihatnya
sendiri.
5. Percaya pada orang yang melihat bulan.
(Asna
Mathalib, Juz 5 halaman 263)
Post a Comment