Ajaran Gafatar. Penelitian MUI
Mencermati
ajaran Gafatar, tidak bisa dipisahkan dengan sosok Ahmad Mushaddek. Mushaddek
lah yang disebut sebagai guru spiritual dari Gafatar. Tapi siapa sebenarnya
Ahmad Mushaddek. Ia adalah seorang yang pernah mengaku menjadi nabi yang
akhirnya divonis di pengadilan dalam kasus tidak pidana penodaan agama.
Sebagaimana pengakuan dia kepada pengikutnya, pada sekitar tahun 2006 ia pernah
bertapa di Gunung Bunder, Kecamatan Pamijahan, Bogor, Jawa Barat.
Setelah
bertapa/bertahanuts selama 40 hari 40 malam Mushaddek mengaku merasa telah
mendapat wahyu dari Tuhan dan mengangkat dirinya menjadi Nabi Nusantara. Pada
23 Juli 2006 sekitar pukul 20.00 WIB, Mushaddeq mengumumkan pengangkatan
dirinya sebagai rasul di hadapan 54 pengikutnya setelah bertemu dengan Robert
P. Walean yang membenarkan kerasulannya dan mendirikan al-Qiyadah al-Islamiyah.
Robert P. Walean oleh Waroqoh bin Naufal diibaratkan seperti Waroqoh bin Naufal
Mushaddek membangun jalan fikiran al-Qiyadah al-Islamiyah diawali dari
penafsirannya terhadap QS. al-Maidah ayat 3.
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu
Menurut ajaran Mushaddek yang diikuti oleh pengikut al-Qiyadah
al-Islamiyah, pada saat Surat Al Maidah ayat 3 diturunkan secara faktual Islam
telah memiliki tiga institusi yaitu: (1) terdapat umat tauhid yang mempunyai
aqidah yang sama dan siap mengabdi kepada Allah; (2) berlakunya syariat secara
kaffah dan independen; (3) berdirinya sistem kekausaan yang menjamin berlakunya
syariat Islam. Ketiga hal tersebut saat ini menurut
al-Qiyadah kenyataannya sudah tidak ada lagi. Islam yang murni berlaku hanya
sampai khulafaurrasyidin, sesudah itu Islam hilang.
Mencermati
pemikiran al-Qiyadah al-Islamiyah sampai tahap ini, tampaknya mempunyai
kemiripan dengan pemikiran kelompok-kelompok sempalan seperti NII KW 9.
Pemikiran seperti ini juga dibawa oleh para aktivis yang pernah mengikuti
kajian-kajian Isa Bugis. Karena itulah dapat difahami jika ada fihak yang
mengaitkan Gafatar dengan NII KW 9 maupun Isa Bugis.
Dalam
pandangan ajaran al-Qiyadah al-Islamiyah, ketika Islam yang murni sudah tidak
ada lagi sehingga Islam harus dihidupkan kembali. Dalam proses kelahiran Islam
yang baru inilah menurut ajaran al-Qiyadah al-Islamiyah akan lahir Nabi baru.
Dasar yang menjadi pijakan bahwa akan lahir nabi baru pasca nabi Muhammad
menurut Mushaddek dijelaskan dalam QS al-Jumah ayat 2-3.
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الأمِّيِّينَ رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ (٢) وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (٣(
Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari
kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya,
menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As
Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan
dengan mereka. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
Dalam pandangan faham al-Qiyadah al-Islamiyah, ayat 3 surat al-Jumah yang
terjemahannya adalah: Dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum
berhubungan dengan mereka, memberikan penegasan adanya peluang nabi baru
setelah nabi Muhammad yang berasal dari kalangan non Arab. Mushaddek menanamkan
pemahaman kepada para pengikutnya bahwa berdasarkan ayat tersebut Allah juga
akan mengirim Rasul kepada kaum yang lain yakni kaum yang belum berhubungan
dengan kaum sebelumnya yang oleh Mushaddek diartikan sebagai kaum non Arab.
Untuk memperkuat penalarannya dalam ajaran al-Qiyadah al-Islamiyah juga
dikembangkan keyakinan bahwa setiap Rasul yang diturunkan oleh Allah mempunyai
tempo masing-masing. Dasarnya juga menyitir ayat
al-Quran Surat Al-Araf (7) : 34:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
“Tiap-tiap
umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak
dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.
Sengaja atau
tidak Mushaddek tampaknya keliru dalam memahami ayat-ayat tersebut di atas.
Dalam kaitannya dengan QS al-Jumah ayat 2 dan 3 misalnya, Mushaddek tidak faham
dengan makna wawu athaf dalam penggalan kalimat wa akhariina minhum. Tapi ia
berhasil membangun jalan fikiran yang terkesan logis, sehingga banyak yang
tertarik mengikuti ajarannya. Padahal QS al-Jumah ayat 2-3 justru mempertegas
bahwa Rasulullah Muhammad Saw diturunkan kepada semua umat, baik yang pernah
berjumpa maupun tidak. Hal ini sesuai dengan pemahaman QS. Saba’ayat 28:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tiada mengetahui.
Al-Qiyadah al-Islamiyah kemudian difatwakan sebagai ajaran sesat oleh MUI
dan Berikut rincian kesesatan Al-Qiyadah:
·
Al-Qiyadah mengajarkan, bahwa kiamat bukan kehancuran melainkan
kebangkitan;
·
Al-Qiyadah mengajarkan syahadat baru: Asyahadu An La Ilaha ill Allah, Wa
Asyahadu Anna Masih Al Maw’ud Rasul Allah (Saya Bersaksi bahwa Tiada Tuhan
selain Allah dan Saya Bersaksi bahwa Masih Al-Maw’ud sebagai Rasul Allah);
·
Nabi Muhammad Saw bukan nabi terakhir melainkan nabi penggenap ajaran Isa
Al-Masih, sehingga masih akan ada rasul berikutnya yang menggenapi ajaran Nabi
Muhammad Saw.
·
Dalam pengertian Al-Qiyadah Al-Islamiyah, nabi/rasul penerus itu adalah
Al-Masih Al-Maw’ud;
·
Menurut Al-Qiyadah, ajaran dari Kristen ataupun Islam keduanya merupakan
penyempurnaan dari ajaran sebelumnya yang diwariskan Musa melalui Kitab
Taurat-Zabur. Karena itulah pegangan al-Qiyadah
al-Islamiyah adalah kitab Al Quran disatukan dengan alkitab kristen/yahudi
(Alkitab perjanjian Lama dan Perjanjian Baru);
·
Al Qiyadah al-Islamiyah mengajarkan bahwa saat ini merupakan masa Makiyah
dan bukan masa Madaniah, sehingga ajaran untuk sholat lima waktu, ajaran untuk
berpuasa, ajaran untuk naik haji, belum berlaku.
Ahmad Moshaddeq mengaku sebagai almasih al-mawud, mengaku nabi dan rasul
bahkan dirinya mengaku sebagai ruhul qudus yang pernah datang kepada Nabi
Muhammad Saw.
Al-Qiyadah Al-Islamiyah memiliki organisasi yang terstruktur, dengan
jabatan: RASUL , Pemimpin Tertinggi; Malaul Awwal; Mala Tsani; Katib
(Sekretaris); Wazir (Manajemen); Kisbul Maliyah (Finansial); Kisbul Ummah
(Sumberdaya Manusia); Kisbul Difa (Keamanan/Security).
Selain itu
struktur Al-Qiyadah dibentuk menggunakan sistem-sistem sel yang independen
namun sinergi sehingga membentuk jaringan. Satu sel rusak, maka akan diperbaiki
atau digantikan sel baru, dalam satu sel terdiri atas 2 hingga 6 rain (gembala)
dimana satu sel diberi amanat mengatur 40 KK. Sel tersebut nanti mengembangkan
diri hingga Mulk.
Sebagai pemimpin aliran sesat, Ahmad Mushaddek akhirnya diproses secara hukum sehingga ia dipenjara selama 4 tahun. Ketika di penjara para pengikut Mushaddek tampaknya masih berkomunikasi dengan dia. Dari balik penjara Mushaddek melalui pengikutnya membentuk wadah baru yang diberi nama Komunitas Millah Abraham atau KOMAR. Berbasis pada ajaran al-Qiyadah al-Islamiyah, komunitas ini memoles keyakinannya dengan keyakinan baru bahwa Ahmad Mushaddiq adalah keturunan Nabi Ibrahim dari isteri ketiga yaitu Kentura yang melahirkan keturunan di Nusantara Indonesia. Karena itu ajarannya harus diperjuangkan untuk menjadi agama bagi rakyat Nusantara Indonesia.
Sebagai pemimpin aliran sesat, Ahmad Mushaddek akhirnya diproses secara hukum sehingga ia dipenjara selama 4 tahun. Ketika di penjara para pengikut Mushaddek tampaknya masih berkomunikasi dengan dia. Dari balik penjara Mushaddek melalui pengikutnya membentuk wadah baru yang diberi nama Komunitas Millah Abraham atau KOMAR. Berbasis pada ajaran al-Qiyadah al-Islamiyah, komunitas ini memoles keyakinannya dengan keyakinan baru bahwa Ahmad Mushaddiq adalah keturunan Nabi Ibrahim dari isteri ketiga yaitu Kentura yang melahirkan keturunan di Nusantara Indonesia. Karena itu ajarannya harus diperjuangkan untuk menjadi agama bagi rakyat Nusantara Indonesia.
Aliran Komar
ini membangun keyakinan bahwa Periodisasi kerasulan Nabi Muhammad akan habis
pada tahun 2024, dan pada tahun 2025 Allah mengutus nabi baru dengan nama Ahmad
Mushaddeq. Hal ini dijustifikasi dengan pemahamannya terhadap QS Surat Al-Araf
ayat 34 sebagaimana yang telah diulas di atas. Konon juga disandarkan pada
ramalan Joyoboyo, bahwa akan datang nabi baru bukanlah dari keturunan bangsa
Arab, tapi dari Bani Jawi yang merupakan keturunan dari Abraham seorang
Babilonia dengan isteri ketiganya Kentura.
Ajaran ini tampaknya terinspirasi dari sumber teks Perjanjian lama. Demikian juga nama Kentura sendiri ternyata tersinspirasi dari Alkitab Perjanjian lama yaitu nama Ketura. Dalam Kitab Kejadian (kitab 1) pasal 25 ayat 1-6 disebukan sebagai berikut:
Ajaran ini tampaknya terinspirasi dari sumber teks Perjanjian lama. Demikian juga nama Kentura sendiri ternyata tersinspirasi dari Alkitab Perjanjian lama yaitu nama Ketura. Dalam Kitab Kejadian (kitab 1) pasal 25 ayat 1-6 disebukan sebagai berikut:
Abraham
mengambil pula seorang isteri, namanya Ketura. Perempuan itu melahirkan baginya
Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah. Yoksan memperanakkan Syeba dan
Dedan. Keturunan Dedan ialah orang Asyur, orang Letush dan orang Leum.
Anak-anak Midian ialah Efa, Efer, Henokh, Abida dan Eldaa. Itulah semuanya
keturunan Ketura. Abraham memberikan segala harta miliknya kepada
Ishak, tetapi kepada anak-anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ia
memberikan pemberian; kemudian ia menyuruh mereka--masih pada waktu ia
hidup--meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur.
Dalam teks
tersebut disampaikan bahwa anak Abraham dari keturunan Ketura akan pergi ke
wilayah timur dan menempati tanah Timur. Maka oleh Mushaddek tanah timur diartikan
sebagai bumi Nusantara.
Komunitas
Millah Abraham tampaknya kurang mendapat respon. Para pengikutnya kemudian
membentuk organisasi baru yang diberi nama Gerakan Fajar Nusantara yang
disingkat Gafatar. Secara formal Gafatar adalah ormas yang bergerak di bidang
sosial sebagaimana profil yang ditampilkan. Namun dibalik itu Gafatar adalah
gerakan yang menyebarkan aliran yang merupakan kelanjutan dari faham al-Qiyadah
Islamiyah yang kemudian menjelma menjadi Komar dan terakhir Gafatar ini. Dalam
aliran Gafatar ini posisi Mushaddeq tidak masuk dalam struktur organisasi
tetapi ia menjadi guru spiritual dan inspirator ajaran, bahkan diposisikan
sebagai nabi panutan.
Aliran Gafatar yang tidak lain adalah Millah Abraham ala Mushaddeq
membentuk ajarannya sedemikian rupa dari berbagai sumber antara lain dari
ayat-ayat al-Quran yang ditafsirkan sesuai dengan kemauannya. Juga meramu ajarannya dari sumber Bibel perjanjian Baru dan
Perjanjian Lama sebagaimana yang disebutkan di atas. Selain itu, juga mengambil
sumber dari naskah-naskah lokal seperti Jangka Jayabaya, ramalan Sabda
Palon-Nayagenggong, Serat Darmogandul, Uga wangsit Siliwangi, hingga ramalan
Ronggowarsito.
Gafatar
menurut para pengikutnya tidak menolak ajaran Islam, tetapi mereka mempunyai keyakinan
tersendiri tentang Islam. Hal ini tidak berbeda dengan keyakinan al-Qiyadah
al-Islamiyah yang memposisikan Islam dan Kristen adalah bagian dari Millah
Abraham. Mereka berkeyakinan bahwa sumber ajaran adalah berangkat dari millah
nabi Ibrahim. Islam adalah nama lain dari Millah Abraham ini. Dalam hal ini
mereka tidak menyebut nabi Ibrahim as dengan sebutan Ibrahim, tetapi yang
mereka gunakan adalah sebutan dari Bibel yaitu Abraham.
Untuk membangun penalaran terkait dengan faham mereka tentang kehadiran
nabi baru dan berakhirnya masa kenabian Nabi Muhammad Saw, aliran Gafatar
memunculkan konsep ajaran yang mereka namai Marrotain yang mereka maknai dengan
Hukum Pergantian Kekuasaan Di Muka Bumi. Pergantian
kepemimpinan ini diartikan dengan pergantian nabi.
Dalam proses
pergantian nabi menurut mereka mempunyai pola-pola yang sama yang antara lain
dimulai dari adanya kerusakan dan kekacauan. Pola yang sama inilah oleh mereka
dinamai Marrotain. Karena itulah Ahmad Mushaddek yang diproyeksikan sebagai
nabi, berusaha menduplikasi pola bagaimana Rasulullah Muhammad SAW pertama kali
diutus, misalnya ada fase Makkah yang oleh mereka disebut fase pemantapan
aqidah dan fase Madinah, fase penerapan hukum. Bahkan jika Nabi Muhammad saw
dalam dakwah berjumpa dengan Waraqat bin Naufal sepupu Khadijah yang beragama
Nasrani dan termasuk salah satu orang yang pertama kali memeluk Islam, maka
Mushaddek bertemu dengan Robert P. Walean yang oleh Mushaddek di klaim seperti
Waraqat bin Naufal.
Untuk
diketahui, Robert P. Walean adalah seorang pendeta asal Manado yang berasal
dari sekte Advent. Walean pernah menggagas penyatuan agama Kristen dan Islam
dengan mendirikan Ajaran Islam Hanif, yang diklaim sebagai hasil penelitiannya
terhadap al-Quran dan Bibel. Pendeta Dr. Robert P.Walean,Sr. dalam acara bedah
buku di Gedung Ad Dawah Bandung (8 Agustus 2010) menyatakan: Kebenaran Yang
terungkap dari al-Quran dan alkitab, Sesungguhnya Menyatakan Allah itu Maha
Esa,. Walean juga mengatakan bahwa sekte advent sudah membuat surat pernyataan
mengakui bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah. Di sisi yang lain juga
memposisikan Isa sebagai Tuhan. Ini sekedar cuplukan profil Pendeta Dr. Robert
P.Walean,Sr. yang menggagas faham sinkretisme yang tampaknya ada benang
merahnya dengan ajaran al-Qiyadah al-Islamiyah yang saat ini telah berubah nama
menjadi Gafatar.
Dalam
kaitannya dengan konsep ajaran Marrotian ini aliran Gafatar juga menggunakan
pendekatan teologi sinkretisme. Tampak sekali, mereka banyak menggabungkan
ayat-ayat al-Qur’an maupun teks Bibel sebagai argumennya yang kemudian
diberikan penalaran sesuai dengan kepentingannya. Misalnya mereka mengutip QS
Ali Imran ayat 190:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ
Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.
Ayat di atas
oleh mereka diarahkan untuk menjustifikasi bahwa perubahan kepemimpinan yang
dalam hal ini adalah pergantian rasul utusan Allah adalah keniscayaan dan
sunnatullah. Dalam kaitannya dengan konsep ajaran Marrotian mereka membuat skema
kebangkitan kerasulan dengan beberapa tahap. Secara lengkap skema yang mereka
buat dapat dilihat dalam lampiran 1. Adapun tahapan tersebut secara ringkas
adalah sebagai berikut:
Tahap kebangkitan Adam ditandai dengan pengangkatan Adam sebagai Khalifah. Dasar yang mereka kutip adalah QS. Al-Baqarah ayat 30.
Tahap kebangkitan Adam ditandai dengan pengangkatan Adam sebagai Khalifah. Dasar yang mereka kutip adalah QS. Al-Baqarah ayat 30.
Pasca Adam
lahirlah kekacauan dan kebobrokan manusia, maka lahir kebangkitan ke-2 dengan
tampilnya Nuh. Mereka menggunakan dasar QS Hud ayat 25.
Kebangkitan ke-3 adalah pengutusan Ibrahim sebagai rasul dan perintah Allah agar mengikuti millah Ibrahim. Dasar yang dikutip antara lain QS. Al-Hajj ayat 78. Dengan dasar QS. Al-Baqarah ayat 124 mereka menegaskan bahwa Allah membuat perjanjian kepada Ibrahim sebagai imam, demikian juga kepada keturunannya. Selain itu, mereka juga mengutip perjanjian lama kitab Kejadian pasal 17 ayat 7 dan 8 sebagai dasarnya.
Kebangkitan ke-4 adalah tampilnya Musa yang merupakan keturunan Ibrahim dari putranya Ishaq. Ishaq adalah putra Ibrahim yang menurunkan Yakub dan dari Yaqub lah berkembang bani Israil. Dalam hal ini mereka merujuk antara lain Kitab Kejadian pasal 35 ayat 12.
Kebangkitan ke-5 adalah diutusnya Isa. Isa diutus setelah bani Israil mengalami kerusakan dua kali. Dalam hal ini mereka mengutip antara lain Kitab Yeremia (kitab ke 24 dalam perjanjian lama) pasal 2: ayat 1-33.
Kebangkitan ke-3 adalah pengutusan Ibrahim sebagai rasul dan perintah Allah agar mengikuti millah Ibrahim. Dasar yang dikutip antara lain QS. Al-Hajj ayat 78. Dengan dasar QS. Al-Baqarah ayat 124 mereka menegaskan bahwa Allah membuat perjanjian kepada Ibrahim sebagai imam, demikian juga kepada keturunannya. Selain itu, mereka juga mengutip perjanjian lama kitab Kejadian pasal 17 ayat 7 dan 8 sebagai dasarnya.
Kebangkitan ke-4 adalah tampilnya Musa yang merupakan keturunan Ibrahim dari putranya Ishaq. Ishaq adalah putra Ibrahim yang menurunkan Yakub dan dari Yaqub lah berkembang bani Israil. Dalam hal ini mereka merujuk antara lain Kitab Kejadian pasal 35 ayat 12.
Kebangkitan ke-5 adalah diutusnya Isa. Isa diutus setelah bani Israil mengalami kerusakan dua kali. Dalam hal ini mereka mengutip antara lain Kitab Yeremia (kitab ke 24 dalam perjanjian lama) pasal 2: ayat 1-33.
Kebangkitan ke-6 adalah diutusnya Muhammad, yang didahului oleh kerusakan
di masa jahiliyah. Dasarnya dalam hal ini Gafatar
mengutip Injil Yohanes dari perjanjian baru pasal 16 ayat 7-13.
Saat ini
manusia sedang dalam kondisi kekacauan sehingga menunggu kehadirat nabi baru.
Dalam hal ini Gafatar mengajarkan faham tentang kehadiran rasul bukan dari
keturunan Arab yang juga disebut Al Masih Al Mawud. Dasarnya adalah persis seperti
yang digunakan oleh al-Qiyadah al-Islamiyah yaitu QS. Al-Jumah ayat 3. Perihal
adanya kekacauan yang selalu menyertai kehadiran zaman baru mereka mengutip
injil Markus pasal 18 ayat 8:
Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi di berbagai tempat, dan akan ada kelaparan. Semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.
Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi di berbagai tempat, dan akan ada kelaparan. Semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.
Gafatar adalah penjelmaan dari Komar yang tidak lain adalah al-Qiyadah
al-Islamiyah, juga mengajarkan bahwa setiap nabi, baik Nabi Musa, Nabi Isa dan
Nabi Muhammad Saw memiliki periodesasi yang sama yakni 1400 tahun. Periode Nabi Muhammad itu sampai tahun 2024. Akan datang nabi baru
bukanlah keturunan bangsa Arab, tapi dari Bani Jawi yaitu keturunan Nabi
Ibrahim seorang Babilonia dengan isteri yang ketiga yaitu Kentura atau Ketura
yang lahir di bumi Nusantara yang namanya Ahmad Mushaddiq.
Sebagaimana
diceritakan oleh nara sumber MUI, para pengikut Gafatar yang Islam tidak
menjalani shalat lima waktu tetapi mereka melaksanakan shalat malam. Berikut
penuturan nara sumber MUI yang suaminya adalah seorang pengurus Gafatar.
“ Suami saya diketahui mengikuti Gafatar sejak 2012
yang lalu. Awal mula saya tidak tahu. Tahu-tahu suami saya yang biasa rajin
shalat tiba-tiba meninggalkan shalat. Bahkan di bulan Ramadhan dia juga
meninggalkan puasa. Sejak itulah terjadi konflik dalam keluarga. Saya mencoba
membuntuti suami. Ternyata ia mengikuti Gafatar. Saya sendiri akhirnya pulang
ke rumah orang tua saya”.
Ajaran
meninggalkan shalat lima waktu diganti dengan shalat malam, sama persis dengan
ajaran al-Qiyadah al-Islamiyah. Dasar yang menjadi pegangan kenapa mereka tidak
melaksanakan shalat lima waktu karena saat ini menurut mereka adalah zaman
perjuangan. Berarti zaman ini berputar kembali polanya dari awal, persis
seperti zaman disaat Rasulullah Muhammad pertama diutus yaitu periode Makkah.
Ketika itu belum ada perintah shalat lima waktu, yang ada hanya perintah
menjalankan shalat malam sebagaimana disampaikan dalam surat al-Muzzammil ayat
1-4.
يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ (١) قُمِ اللَّيْلَ إِلا قَلِيلا (٢) نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلا (٣) أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلا (٤(
Wahai orang
yang berselimut (Muhammad)!, Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali
sebagian kecil, (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu. Atau lebih
dari (seperdua) itu dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.
Post a Comment