Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq
Manusia termulia setelah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, kemudian Umar bin
Khaththab, kemudian utsman bin Affan, kemudian ‘Ali bin Abi Thalib, kemudian
sepuluh orang sahabat yang di khabarkan masuk surga, kemudian seluruh sahabat
yang mengikuti perang Badar (ahlu badar), kemudian para sahabat yang mengikuti
perang Uhud, kemudian para sahabat yang mengikuti Ba’iat Ridwan (ahlu bai’at),
kemudian sahabat-sahabat lainnya yang tidak termasuk sebelumnya.
Di ceritakan
dari Abi Said al-Khudzri, Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah ada seorang
nabi pun kecuali ia memiliki dua wazir (pendamping) dari penduduk langit dan
dua wazir dari penduduk bumi, adapun pendampingku dari penduduk langit adalah
malaikat Jibril dan Mika’il, sedangkan pendampingku dari penduduk bumi adalah
Abu Bakar dan Umar”. (Akhrojahut Turmudzi).[1]
Beliau Adalah Sahabat Yang Menemani
Rasulullahu ‘alaihi wa sallam di Gua ketika Hijrah. Allah berfirman dalam surat
at-Taubah ayat 40 yang artinya, “Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka
sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin
Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang
ketika keduanya berada di dalam gua , diwaktu dia berkata kepada temannya,
janganlah berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.”(at-Taubah: 40).
‘Aisyah, Abu Sa’id dan Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat ini mengatakan , “Abu
Bakarlah yang mengiringi Nabi dalam gua tersebut.”
Diriwayatkan Abu Musa ia
berkata,"Aku bersama Rasulullah disalah satu kebun di kota Madinah.
Tiba-tiba datang seorang lelaki minta dibukakan pintu, maka Rasulullah berkata:
“Bukakan pintu untuk orang itu dan beritakan baginya kabar gembira berupa
surge”. Maka aku buka pintu dan ternyata orang itu adalah Abu bakar.
Segera aku beritahukan kepadanya apa yang telah dikatakan oleh Rasulullah
untuknya. Abu bakar mengucapkan pujian kepada Allah. tak lama setelah itu
datang seseorang minta diberi izin masuk, maka Rasulullah berkata, "Bukalah
pintu dan beritakan baginya berita gembira berupa surga." Aku segera
membuka pintu dan ternyata orang itu adalah Umar, maka aku
beritahukan kepadanya apa yang dikatakan nabi untuknya. ia juga mangucapkan
pujian kepada ALLAH. Kemudian datang lagi seseorang ingin masuk, maka
Rasulullah berkata padaku, “Bukakan pintu untuknya dan beritakan kabar
gembira kepadanya berupa surga dan berita musibah yang kelak akan
menimpanya." Ketika aku membuka pintu ternyata orang tersebut adalah Utsman,
maka aku segera memberitakan kabar gembira untuknya dan berita musibah yang
kelak akan menimpanya, maka dia memuji Allah dan berkata, "Allahul-Musta'aan”
(hanya kepada Allah aku memohon pertolongan)."[2]
Post a Comment