IMAM NAWAWI (620-676
H./1223-1278 M), Dalam suratnya al-Maqasid: “Ciri jalan sufi ada 5:
menjaga kehadiran Allah dalam hati pada waktu ramai dan sendiri mengikuti
Sunah Rasul dengan perbuatan dan kata menghindari ketergantungan kepada
orang lain, bersyukur pada pemberian Allah meski sedikit, selalu merujuk
masalah kepada Allah swt [Maqasid at-Tawhid, hal. 20]
IBNU KHALDUN (733-808 H).
Ulama besar dan filosof Islam berkata, “Jalan sufi adalah jalan salaf,
yakni jalannya para ulama terdahulu di antara para sahabat Rasulullah
Saww, tabi’in, dan tabi’it-tabi’in. Asasnya adalah beribadah kepada Allah
dan meninggalkan perhiasan serta kesenangan dunia.” (Muqadimah ibn
Khaldun, hal. 328)
IMAM JALALUDDIN AS
SUYUTI. (Ulama besar ahli tafsir Qur’an dan hadits) didalam kitab Ta’yad
al haqiqat al ‘Aliyyah, hal. 57 berkata, “Tasawuf yang dianut oleh ahlinya
adalah ilmu yang paling baik dan terpuji. Ilmu ini menjelaskan bagaimana
mengikuti Sunah Nabi Saww dan meninggalkan bid’ah.”
TAJUDDIN AS SUBKI. Kitab Mu’iid
an-Na’iim, hal. 190, tentang Tasawuf : “Semoga Allah memuji mereka dan
memberi salam kepada mereka dan menjadikan kita bersama mereka di dalam
sorga. Banyak hal yang telah dikatakan tentang mereka dan terlalu banyak
orang-orang bodoh yang mengatakan hal-hal yang tidak berhubungan dengan
mereka. Dan yang benar adalah bahwa mereka meninggalkan dunia dan menyibukkan
diri dengan ibadah” Dia berkata pula : “Mereka adalah manusia-manusia yang
dekat dengan Allah yang doa dan shalatnya diterima Allah, dan melalui
mereka Allah membantu manusia”
IBNU ‘ABIDIN. Ulama besar, Ibn
‘Abidin dalam Rasa’il Ibn Abidin (p. 172-173) menyatakan: ” Para pencari
jalan ini tidak mendengar kecuali Kehadiran Ilahi dan mereka tidak
mencintai selain Dia. Jika mereka mengingat Dia mereka menangis. Jika
mereka memikirkan Dia mereka bahagia. Jika mereka menemukan Dia mereka
sadar. Jika mereka melihat Dia mereka akan tenang. Jika mereka berjalan
dalan Kehadiran Ilahi, mereka menjadi lembut. Mereka mabuk dengan
Rahmat-Nya. Semoga Allah merahmati mereka”. [Majallat al-Muslim, 6th ed.,
1378 H, p. 24].
SYEIKH RASYID
RIDHA. Dia berkata,”Tasawuf adalah salah satu pilar dari pilar-pilar
agama. Tujuannya adalah untuk membersihkan diri danmempertanggung jawabkan
perilaku sehari-hari dan untuk menaikan manusia menuju maqam spiritual
yang tinggi” [Majallat al-Manar, tahun pertama hal. 726].
MAULANA ABUL HASAN
ALI AN-NADWI. Maulana Abul Hasan ‘Ali an-Nadwi anggota the Islamic-Arabic
Society of India and Muslim countries. Dalam, Muslims in India, , p.
140-146, “Para sufi ini memberi inisiasi (baiat) pada manusia ke dalam
keesaan Allah dan keikhlasan dalam mengikuti Sunah Nabi dan dalam
menyesali kesalahan dan dalam menghindari setiap ma’siat kepada Allah SWT.
Petunjuk mereka merangsang orang-orang untuk berpindah ke jalan kecintaan
penuh kepada Allah” “Kita bersyukur atas pengaruh orang-orang sufi, ribuan
dan ratusan ribu orang di India menemukan Tuhan mereka dan meraih kondisi
kesempurnaan melalui Islam”
ABU ‘ALA AL
MAUDUDI. Dalam Mabadi’ al-Islam (hal. 17), “Tasawuf adalah kenyataan yang
tandanya adalah cinta kepada Allah dan Rasul saw, di mana sesorang meniadakan
diri mereka karena tujuan mereka (Cinta), dan seseorang meniadakan dari
segala sesuatu selain cinta Allah dan Rasul” “Tasauf mencari ketulusan
hati, menyucikan niat dan kebenaran untuk taat dalam seluruh
perbuatannya.”
Dr. YUSUF
AL-QARADLAWI. (Ketua Ulama Islam Internasional dan juga guru besar Universitas
al Azhar – Beliau merupakan salah seorang ulama Islam terkemuka abad ini)
didalam kumpulan fatwanya mengatakan : “Arti tasawuf dalam agama ialah
memperdalam ke arah bagian ruhaniah, ubudiyyah, dan perhatiannya tercurah
seputar permasalahan itu.”Beliau juga
berkata, “Mereka para tokoh sufi sangat berhati-hati dalam meniti jalan di
atas garis yang telah ditetapkan oleh Al-Qur,an dan As-Sunnah. Bersih dari
berbagai pikiran dan praktek yang menyimpang, baik dalam ibadat atau
pikirannya. Banyak orang yang masuk Islam karena pengaruh mereka, banyak
orang yang durhaka dan lalim kembali bertobat karena jasa mereka. Dan
tidak sedikit yang mewariskan pada dunia Islam, yang berupa kekayaan besar
dari peradaban dan ilmu, terutama di bidang marifat, akhlak dan
pengalaman-pengalaman di alam ruhani, semua itu tidak dapat diingkari.”
Post a Comment