Khotbah Idul Fitri. Pesan-Pesan dalam Puasa Ramadlon
KHUTBAH PERTAMA
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ كُلَّمَا هَلَّ هِلاَلٌ وَاَبْدَرَ اللهُ اَكْبَرْ كُلَّماَ صَامَ صَائِمٌ وَاَفْطَرْ اللهُ اَكْبَرْكُلَّماَ تَرَاكَمَ سَحَابٌ وَاَمْطَرْ وَكُلَّماَ نَبَتَ نَبَاتٌ وَاَزْهَرْوَكُلَّمَا اَطْعَمَ قَانِعُ اْلمُعْتَرْ.
اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ وَعْيدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ. اللهُ اَكْبَرْ (3×) اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعُ فِى اْلمَحْشَرْ نَبِيَّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ. اللهُ اَكْبَرْ. اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Jama'ah
sholat Idul Fitri rahimakumullah
Sejak tadi
malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil sebagai
bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita
peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh.
Sebagaimana firman Allah SWT:
وَلِتُكْمِلُوااْلعِدَّةَ
وَلِتُكَبِّرُاللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ ولَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
supaya kamu bersyukur.”
Rasulullah SAW bersabda:
زَيِّنُوْا اَعْيَادَكُمْ بِالتَّكْبِيْر
“Hiasilah hari rayamu dengan takbir.”
Takbir kita
tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai pengakuan atas kebesaran dan keagungan
Allah SWT sedangkan selain Allah semuanya kecil semata. Kalimat tasbih dan
tahmid, kita tujukan untuk mensucikan Tuhan dan segenap yang berhubungan
dengan-Nya.
Tidak lupa
puji syukur juga kita tujukan untuk Rahman dan Rahim-Nya yang tidak pernah
pilih kasih kepada seluruh hambanya. Sementara tahlil kita lantunkan untuk
memperkokoh keimanan kita bahwa Dia lah Dzat yang maha Esa dan maha kuasa.
Seluruh alam semesta ini tunduk dan patuh kepada perintah-Nya.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah Idul
Fitri rahimakumullah
Setelah satu
bulan penuh kita menunaikan ibadah puasa dan atas karunia-Nya pada hari ini
kita dapat berhari raya bersama, maka sudah sepantasnya pada hari yang bahagia
ini kita bergembira, merayakan sebuah momentum kemenangan dan kebahagiaan
berkat limpahan rahmat dan maghfiroh-Nya sebagaimana yang tersurat dalam sebuah
hadis Qudsi:
اِذَا
صَامُوْا شَهْرَ رَمَضَانَ وَخَرَجُوْا اِلىَ عِيْدِكُمْ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالىَ:
يَا مَلاَئِكَتِى كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ اُجْرَهُ اَنِّى قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ
فَيُنَادِى مُنَادٌ: يَا اُمَّةَ مُحَمَّدٍ اِرْجِعُوْااِلَى مَنَازِلِكُمْ قَدْ
بَدَلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: يَا عِبَادِى
صُمْتُمْ لِى وَاَفْطَرْتُمْ لِى فَقُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ
Artinya:
“Apabila mereka berpuasa di bulan Ramadhan kemudian keluar untuk merayakan hari
raya kamu sekalian maka Allah pun berkata: 'Wahai Malaikatku, setiap orang yang
mengerjakan amal kebajian dan meminta balasannya sesungguhnya Aku telah
mengampuni mereka'. Sesorang kemudian berseru: 'Wahai ummat Muhammad, pulanglah
ke tempat tinggal kalian. Seluruh keburukan kalian telah diganti dengan
kebaikan'. Kemudian Allah pun berkata: 'Wahai hambaku, kalian telah berpuasa
untukku dan berbuka untukku. Maka bangunlah sebagai orang yang telah
mendapatkan ampunan.”
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jama`ah Idul
Fithri yang berbahagia
Seiring
dengan berlalunya Bulan suci Ramadhan. Banyak pelajaran hukum dan hikmah,
faidah dan fadhilah yang dapat kita petik untuk menjadi bekal dalam mengarungi
kehidupan yang akan datang. Jika bisa diibaratkan, Ramadhan adalah sebuah
madrasah. Sebab 12 jam x 30 hari mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya
matahari, semula sesuatu yang halal menjadi haram. Makan dan minum yang semula
halal bagi manusia di sepanjang hari, maka di bulan Ramadhan menjadi haram.
Sementara
dari aspek sosial, semua orang pernah merasa kenyang tapi tidak semuanya pernah
merasakan lapar. Oleh karena itu, ada tiga pesan dan kesan Ramadhan yang sudah
semestinya kita pegang teguh bersama.
Pesan pertama Ramadhan adalah Pesan moral atau Tahdzibun Nafsi
Artinya, kita
harus selalu mawas diri pada musuh terbesar umat manusia, yakni hawa nafsu
sebagai musuh yang tidak pernah berdamai. Rasulullah SAW bersabda: Jihad yang
paling besar adalah jihad melawan diri sendiri. Di dalam kitab Madzahib fît
Tarbiyah diterangkan bahwa di dalam diri setiap manusia terdapat nafsu/naluri
sejak ia dilahirkan. Yakni naluri marah, naluri pengetahuan dan naluri syahwat.
Dari ketiga naluri ini, yang paling sulit untuk dikendalikan dan dibersihkan
adsalah naluri Syahwat.
Hujjatul
Islam, Abû Hâmid al-Ghazâlî berkata: bahwa pada diri manusia terdapat empat
sifat, tiga sifat berpotensi untuk mencelakakan manusia, satu sifat berpotensi
mengantarkan manusia menuju pintu kebahagiaan. Pertama, sifat kebinatangan (بَهِيْمَةْ); tanda-tandanya menghalalkan segala
cara untuk mencapai tujuan tanpa rasa malu. Kedua, sifat buas (سَبُعِيَّةْ) ; tanda-tandanya banyaknya kezhaliman
dan sedikit keadilan. Yang kuat selalu menang sedangkan yang lemah selalu kalah
meskipun benar. ketiga sifat syaithaniyah; tanda-tandanya mempertahankan hawa
nafsu yang menjatuhkan martabat manusia.
Jika ketiga
tiga sifat ini lebih dominan atau lebih mewarnai sebuah masyarakat atau bangsa
niscaya akan terjadi sebuah perubahan tatanan sosial yang sangat
mengkhawatirkan. Dimana keadilan akan tergusur oleh kezhaliman, hukum bisa
dibeli dengan rupiah, undang-undang bisa dipesan dengan Dollar, sulit
membedakan mana yang hibah mana yang suap, penguasa lupa akan tanggungjawabnya,
rakyat tidak sadar akan kewajibannya, seluruh tempat akan dipenuhi oleh
keburukan dan kebaikan menjadi sesuatu yang terasing, ketaatan akhirnya
dikalahkan oleh kemaksiatan dan seterusnya dan seterusnya.
Sedangkan
satu-satunya sifat yang membahagiakan adalah sifat rububiyah (رُبُوْبِيَّةْ); ditandai dengan keimanan, ketakwaan
dan kesabaran yang telah kita bina bersama-sama sepanjang bulan Ramadhan. Orang
yang dapat dengan baik mengoptimalkan sifat rububiyah di dalam jiwanya niscaya
jalan hidupnya disinari oleh cahaya Al-Qur'an, prilakunya dihiasi budi pekerti
yang luhur (akhlaqul karimah). Selanjutnya, ia akan menjadi insan muttaqin,
insan pasca Ramadhan, yang menjadi harapan setiap orang. Insan yang dalam hari raya
ini menampakkan tiga hal sebagai pakaiannya: menahan diri dari hawa nafsu,
memberi ma`af dan berbuat baik pada sesama manusia sebagaimana firman Allah:
وَاْلكَاظِمِيْنَ
اْلغَيْظَ وَاْلعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ اْلمُحْسِنِيْنَ
"…dan orang-orang yang menahan amarahnya
dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan." (QS Ali Imran: 134)
Jama`ah Idul Fithri yang berbahagia
Pesan
kedua adalah pesan social
Pesan sosial
Ramadhan ini terlukiskan dengan indah indah justru pada detik-detik akhir
Ramadhan dan gerbang menuju bulan Syawwal. Dimana, ketika umat muslim
mengeluarkan zakat fithrah kepada Ashnafuts Tsamaniyah (delapan kategori
kelompok masyarakat yang berhak menerima zakat), terutama kaum fakir miskin
tampak bagaimana tali silaturrahmi serta semangat untuk berbagi demikian nyata
terjadi. Kebuntuan dan kesenjangan komunikasi dan tali kasih sayang yang
sebelumnya sempat terlupakan tiba-tiba saja hadir, baik di hati maupun dalam
tindakan. Semangat zakat fitrah ini melahirkan kesadaran untuk tolong menolong
(ta`awun) antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin, antara orang-orang
yang hidupnya berkecukupan dan orang-orang yang hidup kesehariannya serba
kekurangan, sejalan hatinya sebab كُلُّكُمْ عِيَالُ اللهِ ,
kalian semua adalah ummat Allah.
Dalam
kesempatan ini orang yang menerima zakat akan merasa terbantu beban hidupnya
sedangkan yang memberi zakat mendapatkan jaminan dari Allah SWT; sebagaimana
yang terkandung dalam hadis Qurthubi:
اِنّىِ
رَأَيْتُ اْلبَارِحَةَ عَجَاً رَأَيْتُ مِنْ اُمَّتِى يَتَّقِى وَهَجَ النَّارَ
وَشِرَرَهَا بِيَدِهِ عَنْ وَجْهِهِ فَجَائَتْ صَدَقَتُهُ فَصَارَتْ سِتْرًا مِنَ
النَّارِ
Artinya:
"Aku semalam bermimpi melihat kejadian yang menakjubkan. Aku melihat
sebagian dari ummatku sedang melindungi wajahnya dari sengatan nyala api
neraka. Kemudian datanglah shadaqah-nya menjadi pelindung dirinya dari api
neraka."
Jama'ah sholat Idul Fitri rahimakumullah
Pesan
ketiga adalah pesan jihad
Jihad yang
dimaksud di sini, bukan jihad dalam pengertiannya yang sempit; yakni berperang
di jalan Allah akan tetapi jihad dalam pengertiannya yang utuh, yaitu:
بَذْلُ
مَاعِنْدَهُ وَمَا فِى وُسْعِهِ لِنَيْلِ مَا عِنْدَ رَبِّهِ مِنْ جَزِيْلِ
ثَوَابِ وَالنَّجَاةِ مِنْ اَلِيْمِ عِقَابِهِ
"Mengecilkan arti segala sesuatu yang
dimilikinya demi mendapatkan keridhaannya, mendapatkan pahala serta keselamatan
dari Siksa-Nya."
Pengertian
jihad ini lebih komprehensif, karena yang dituju adalah mengorbankan segala
yang kita miliki, baik tenaga, harta benda, atapun jiwa kita untuk mencapai
keridhaan dari Allah; terutama jihad melawan diri kita sendiri yang disebut
sebagai Jihadul Akbar, jihad yang paling besar. Dengan demikian, jihad akan
terus hidup di dalam jiwa ummat Islam baik dalam kondisi peperangan maupun
dalam kondisi damai. Jihad tetap dijalankan.
Dalam konteks
masyarakat Indonesia saat ini, jihad yang kita butuhkan bukanlah jihad
mengangkat senjata. Akan tetapi jihad mengendalikan diri dan mendorong
terciptanya sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sejahtera
serta bersendikan atas nilai-nilai agama dan ketaatan kepada Allah.
Mengingat
adanya aliran Islam yang mengkampanyekan jihad dengan senjata di negara damai
Indonesia ini, maka perlu untuk ditekankan lebih dalam bahwa jihad seharusnya
dilandasi niat yang baik dan dipimpin oleh kepala pemerintahan, bukan oleh
kelompok atau aliran tertentu. Jangan sampai mengatasnamakan kesucian agama,
akan tetapi tidak bisa memberikan garansi bagi kemaslahatan umat Islam. Islam
haruslah didesain dan bergerak pada kemaslahatan masyarakat demi mencapai
keridhaan Allah dan kemajuan ummat. Pengalaman pahit salah mengartikan jihad
menjadikan Islam dipandang sebagai agama teroris. Padahal Islam sebenarnya
adalah rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil alamin), agama yang menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, kedamaian.
Dalam konteks
masyarakat Indonesia saat ini, jihad yang kita butuhkan adalah upaya mendukung
terbangunnya sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sehatera
yang bersendikan pada ketaatan kepada Allah. Jihad untuk mengendalikan hawa
nafsu dari seluruh hal yang dapat merugikan diri kita sendiri, terlebih lagi
merugikan orang lain.
Jama`ah Sholat Idul Fitri rahimakumullah
رُوِىَ
اَنَّ بَعْضَ الصَّحَابَةِ قَالُوْا يَا نَبِيَّ اللهِ لَوَدَدْنَا اَنْ نَعْلَمَ
اَيَّ التِّجَارَةِ اَحَبُّ اِلَى اللهِ فَنَتَجَرُّ فِيْهَا فَنُزِلَتْ
(يآاَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلىَ تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ
مِنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ. تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ وَتُجَاهِدُوْنَ فِى
سَبِيْلِ اللهِ بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ ذَالِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ اِنْ
كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ
تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا اْلاَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِى جَنَّاتِ عَدْنٍ
ذَلِكَ اْلفَوْزُ اْلعَظِيْمُ)
"Diriwayatkan
bahwa sebagian sahabat mendatangi Rasulullah. Ketika berjumpa, salah seorang
dari mereka berkata: "Wahai Nabi Allah, kami ingin sekali mengetahui
bisnis apa yang paling dicintai oleh Allah agar kami bisa menjadikannya sebagai
bisnis kami". Kemudian diturunkan ayat:
يآاَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوْا هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلىَ تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِنْ عَذَابٍ
اَلِيْمٍ. تُؤْمِنُوْنَ
بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ وَتُجَاهِدُوْنَ فِى سَبِيْلِ اللهِ بِاَمْوَالِكُمْ
وَاَنْفُسِكُمْ ذَالِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. يَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا اْلاَنْهَارُ
وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِى جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ اْلفَوْزُ اْلعَظِيْمُ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan
suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? yaitu) kamu
beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan
jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam
jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat
tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar."
(QS Ash-Shaff:10-12)
Dalam konteks
sosial masyarakat kita saat ini, dimana masih banyak sektor sosial yang perlu
pembenahan lebih lanjut. Maka makna jihad harus mengacu pada pengentasan
masalah-masalah sosial. Oleh sebab itu, sudah selayaknya pada momentum lebaran
saat ini, bukan hanya pakaian yang baru akan tetapi gagasan-gagasan baru juga
harus dikedepankan untuk mengentaskan masalah-masalah sosial yang selama ini
membelenggu kemajuan umat Islam Indonesia pada khususnya dan bangsa dan negara
Indonesia pada umumnya.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jama'ah
Sholat Idul Fithri rahimakumullah
Demikianlah
tiga pesan yang disampaikan oleh Ramadhan. Oleh sebab itu, marilah kita
bersama-sama memikul tanggung jawab untuk merealisasikan ketiga pesan ini ke
dalam bingkai kehidupan nyata. Marilah kita bersama-sama mengendalikan hawa
nafsu kita sendiri, untuk tidak terpancing pada hal-hal yang terlarang dan
merugikan orang lain; menjalin hubungan silaturrahim serta kerjasama sesama
muslim tanpa membeda-bedakan status sosial, serta menyandang semangat jihad
untuk membangun sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan
sejahtera.
اَعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَاَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ ربِّهِ
ونَهَيَ النَّفْسَ عَنِ اْلَهوَى فَاِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ اْلمَأْوَى. جَعَلَنَا
اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ
وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَاَقُوْلُ
قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ لِى وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِسَائِرِ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
اللهُ
اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ
كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
وَالللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ. اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ
اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ
اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ تَعْظِيْمًا
لِشَأْنِهِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَِعَلَى
اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ فَياَ
اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ
وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ
ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَي
يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَْلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ اَكْبَرْ
Sumber, Nu Online
Post a Comment