Alam Malakut Dan Resep Hidup Sejahtera
KH. MAIMOEN
ZUBAIR
Alam jagad raya ini dibagi menjadi
dua bagian. Yaitu, alam Mulki dan alam Malakut. Alam mulki yaitu alam yang bisa
dilihat oleh manusia dengan kasyaf mata. Sehingga, dalam permasalahan ini orang
yang beragama Islam atau pun orang kafir itu bisa menembus dan menjamahnya.
Allah berfirman :
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
“Tiadakah kamu mengetahui bahwa
kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah? dan tiada bagimu selain Allah
seorang pelindung maupun seorang penolong.” (QS. Al-Baqarah : 107).
Mengenai tentang bentuk alam Mulki,
bahasannya sangat luas. Tidak hanya terkhusus dengan alam dunia, tetapi keluar
dari planet tercinta ini. Di bumi dan langit merupakan alam Mulki yang
dinikmati mata selagi masih bisa berfungsi. Dan kebanyakan orang-orang yang
menemukan konsep tentang ilmu alam Mulki adalah orang yang bukan Islam. Seperti
ilmu Falaq, kebanyakan orang yang ahli di dalamnya adalah orang kafir, seperti
bangsa Inggris yang pintar terhadap bidang astronomi sejak awal dekade.
Sehingga, dalam permasalahan ini dahulu Mbah Zubair Dahlan mempunyai sebuah
keinginan untuk mengaji dan pintar dalam ilmu Falaq. Tapi, sayangnnya ilmu ini
tidak ilmiah.
Bumi yang kita tempati ini
merupakan bagian dari alam Mulki yang diciptakan untuk makhluk Allah yang
namanya manusia (Nabi Adam dan keturunannya). Nabi Adam dijadikan Allah sebagai
khalifah untuk memakmurkan dunia dengan aturan-aturan yang diatur oleh Allah.
Allah berfirman :
وَإِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا
أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ
بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ (30)
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
(QS. Al-Baqarah : 30).
Karena bumi adalah tempat makhluk
Allah yang mulia (Nabi Adam dan keturunannya), maka proses dalam penciptaannya
juga lama apabila dibandingkan dengan langit yang letaknya berada di atasnya.
Hari Ahad, Senin, Selasa, dan Rabu digunakan untuk menciptakan bumi, sedangkan
Kamis dan Jumat itu digunakan oleh Allah untuk mencipkan langit. Adapun hari
Sabtu Allah libur. Sehingga dari permasalahan ini banyak digunakan teladan
untuk orang-orang yang ahli dalam ilmu Perdukunan untuk tidak menyuwuk sebab
takut ngobos (tidak berhasil jampe-jampenya).
Keistimewaan bumi tidak hanya itu
saja. Tetapi masih ada yang lainnya. Bahkan itu lebih menarik, yaitu kelak bumi
yang kita gunakan untuk beribadah kepada Allah Swt, menjalankan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya, akan kita bawa ke surga untuk ditempati lagi.
Sedangkan langit akan dilipat dan digulung Allah. Allah berfirman :
وَمَا
قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ وَالسَّماوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dan mereka tidak mengagungkan
Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam
genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya.
Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi dia dari apa yang mereka persekutukan.” (QS.
Az-Zumar : 67).
Alam Malakut berbeda dengan alam
Mulki yang bisa dinikmati orang-orang Islam dan orang-orang kafir. Dia lebih
terkhusus untuk orang-orang Islam, khususnya mereka yang selalu taat kepada
Allah seperti para nabi, auliya’ dan orang-orang saleh. Mereka hidup hanya
mencari rida Allah. Tentang alam Malakut Allah berfirman :
وَكَذَلِكَ
نُرِي إِبْرَاهِيمَ مَلَكُوتَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ
الْمُوقِنِينَ (75)
“Dan demikianlah kami perlihatkan
kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi
dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yaqin.” (QS. Al-An’am
: 75).
Seseorang itu akan memperoleh
kebaikan kalau dia mau mengetahui alam Mulki dan alam Malakut. Contoh alam
Malakut yang tidak bisa dilihat oleh mata adalah Malaikat, Jin dan Setan. Di
bawah ini ada contoh-contoh alam Malakut yang diceritakan dalam Al-Quran dan
yang pernah dialami oleh seseorang yang dipilih Allah.
a.
Ibunda Maryam binti Imran, ibu yang melahirkan Nabi Isa
As yang semasa hidupnya pernah diasuh oleh Nabi Zakaria. Ketika Nabi Zakaria
menaruhnya di sebelah kiri pengimaman masjid, waktu itu Nabi Zakaria ingin
mengirim makanan kepada Maryam, tapi malah Nabi Zakaria keheranan dengan apa
yang terjadi dengan Maryam. Sebab, Nabi Zakaria melihat sudah ada makanan di
samping Maryam. Makanan itu didatangkan Allah dari surga. Allah berfirman :
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا
نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا
الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّى لَكِ هَذَا
قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ
حِسَابٍ (37)
“Maka
Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan
mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya
pemeliharanya. setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati
makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh
(makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya
Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.” (QS.
Ali-Imran : 37).
b.
Alam Malakut yang terdapat pada Nabi Ibrahim As terjadi
saat peristiwa besar pembakaran dirinya atas perintah Raja Namrud. Ketika api
sudah berkobar dan Nabi Ibrahim sudah dimasukkan ke dalamnya, dengan izin Allah
api itu tidak dapat membakarnya. Justru di dalam api itu Nabi Ibrahim
mendapatkan kenikmatan dari Allah yang berupa tidak dapat dibakar dengan api,
dan Nabi Ibrahim juga bisa leyeh-leyeh duduk di atas kursi goyang dengan
memakan makanan yang diberikan oleh Allah. Allah berfirman:
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَى
إِبْرَاهِيمَ (69)
“Kami
berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi
Ibrahim”,(QS. Al-Anbiya’: 69).
c.
Setelah mengajar di Madrasah Nizamiyah, Imam Al-Ghazali
menjadi orang yang mashur dan kaya. Namun, suatu ketika beliau meninggalkan
kenikmatan dunia itu dan berkeinginan untuk menjalankan alam Malakut. Akhirnya,
beliau bertekad menjalankan suatu perjalanan yang sangat panjang sepanjang 5000
kilo meter dengan tidak membawa bekal kecuali hanya tawakal kepada Allah Swt.
Dengan tawakalnya, Imam Al-Ghazali bisa sampai ke tempat tujuan atas izin-Nya.
d.
Al-Quran yang dijadikan pedoman hidup umat Islam juga ada
alam malakutnya. Yaitu, di dalamnya terdapat keistimewaan yang tidak dapat
didapat pada kitab selain Al-Quran. Kepahaman yang mendalam hanya dapat
diperoleh oleh orang-orang yang beragama Islam. Selain itu, meskipun Al-Quran
itu berbahasa Arab, tapi orang yang paham dan alim dalam bahasa Arab bukan
orang Arab asli tapi orang Ajam (Imam Sibaweh).
Perlu diketahui bahwa alam Malakut
itu tidak terkhusus pada sesuatu yang ada di luar bumi dan yang tidak nampak,
namun pembahasannya luas. Kadang ada yang di bumi dan di luar bumi. Namun, yang
penting adalah alam Malakut itu hanya diketahui dan dirasakan oleh orang Islam,
terutama hamba-hamba Allah yang menjadi pilihan-Nya.
Ketika kita sudah mengetahui apa
itu alam Mulki dan alam Malakut, maka kita akan beranjak menuju konsep-konsep
Islam yang menawarkan sebuah kesejahteraan bagi umatnya yang mau menjalankan
ajarannya. Kesejateraannya yaitu berupa kesejahteraan yang akan diperoleh di
dunia dan akhirat.
Islam sangat menawarkan
kesejahteraan bagi pengikutnya. Namun, sayangnya banyak yang tidak mengetahui
tentang hal itu. Atau juga memang ia sengaja lari dari konsep tadi, sehingga
memilih suatu kehidupan yang enak yang bersifat sementara dengan meninggalkan
kehidupan yang bersifat abadi. Tapi, kenyataannya kebanyakan dari mereka
sensara di kehidupan dunia ini. Padahal orang Islam itu harus enak dunia dan
akhiratnya. Kesensaraan itu disebabkan karena tindakannya sendiri. Kebanyakan
dari mereka tidak mau menolong agama Allah, baik disengaja atau pun tidak.
Padahal barang siapa yang menolong agama Allah, maka dia akan ditolong Allah.
Sehingga, akibatnya berdampak pada diri mereka sendiri. Contoh kecilnya adalah
orang Indonesia yang dijajah Belanda selama 350 tahun. Selama dalam kekuasaan
penjajah, kesensaraan terjadi di mana-mana. Kadang mereka makan nasi selama 5
bulan dan makan jagung selama 7 bulan. Semua ini terjadi karena di waktu itu
bangsa Indonesia yang menolong agama Allah sangatlah sedikit sekali.
Konsep Islam sungguh sangat luar
biasa. Seandainya umat Islam mau menjalankan Islam sebagaimana yang diajarkan
oleh Rasulullah Saw, niscaya kesejahteraan akan dirasakan oleh semua lapisan.
Contoh kecilnya tentang takaran makan yang diatur oleh Islam. Seorang muslim
perindividu itu harus makan perhari bagi orang yang miskin 1 Mud (6 on
seperempat). Orang berekonomi sedang makannya 1 Mud setengah. Dan orang yang
kaya takaran makannya 2 Mud. Sehingga, kalau ditotal semuanya, bagi seorang
yang sedang harus menghabiskan 28 kilo. Mengapa di sini harus 28 kilo? Karena
jumlah hari dalam satu bulan menurut penanggalan Islam itu ada 28 hari.
Sedangkan untuk hari yang ke 29, bulannya itu tidak nampak. Seandainya kurang
dari 28 kilo, maka orang tadi itu belum dikatakan merasakan kesejahteraan yang
ditawarkan Islam.
Penuturan tadi baru tentang
nasinya. Belum menuju lauk-pauknya. Apabila dia sudah normal nasinya, hendaknya
memilih lauk-pauk yang enak-enak. Allah befirman:
وَقُلْنَا
يَا آَدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ
شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ (35)
“Dan kami berfirman: “Hai Adam,
diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang
banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon
ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah:
35).
Namun sayangnya, meskipun ada
rumus-rumus yang mengantarkan manusia agar hidup yang enak di dunia dan
akhirat, akan tetapi ada sebagian dari mereka yang masih tirakat (puasa
Dalail). Dengan puasa ini, mereka menginginkan akan adanya kenikmatan dunia
pada masa setelah puasa. Tapi, mereka masih saja melarat. Sebenarnya tirakat
puasa itu kebanyakan dilakukan oleh orang-orang yang hendak mendekatkan diri
kepada Allah, khususnya para nabi dan waliyullah. Puasamya hanya untuk Allah.
Hatinya tidak pernah lepas dari mengingat Allah. Seandainya mereka melupakan
Allah dengan waktu yang sangat singkat, niscaya mereka sudah dianggap dosa
besar. Dan kebanyakan orang-orang yang menjalakan tirakat sekarang itu niatnya
tidak seperti ini, makanya mereka tetap melarat dan miskin.
Apabila ada orang yang bernazar
ziarah ke makam Wali Songo dengan berjalan kaki padahal tempat antara dia dan
tempat yang dinazarinya itu sangat jauh bila dijangkau dengan berjalan kaki,
sungguh orang yang bernadzar tadi tidak wajib menjalankan nazarnya dengan
berjalan kaki. Sebab, berjalan kaki itu pekerjaan hewan, seperti Kerbau dan
Sapi bukan pekerjaan manusia. Dan manusia itu bukanlah Sapi atau Kerbau. Tapi,
manusia itu adalah makhluk Allah yang dimuliakan. Dia harus mempunyai alat
tranportasi yang dapat mengantarkannya ketika dia hendak pergi ke suatu tempat
yang diinginkan, bukan dengan jalan kaki. Ingatlah bahwa Islam itu mulia dan
pengikutnya juga harus mulia. Allah berfirman:
وَلَقَدْ
كَرَّمْنَا بَنِي آَدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ
خَلَقْنَا تَفْضِيلًا (70)
“Dan Sesungguhnya Telah kami
muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], kami
beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan
yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.” (QS. Al-Isra :
70).
وَلِلَّهِ
الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا
يَعْلَمُونَ (8)
“Kemuliaan itu hanyalah bagi Allah,
bagi rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu
tiada mengetahui.” (QS. Al-Munafiqun: 8).
Catatan : Artikel ini disarikan
dari ceramah Syaikhina Maimoen Zubair pada saat acara KBIH Al Anwar Sarang
tanggal 17 Oktober 1998 M, oleh Ustadz Amirul Ulum.
“Jenis fitnah itu banyak sekali. Di
antara yang banyak merusak seorang hamba adalah pengakuan seseorang menjadi
guru tarekat dan wali. Bahkan sampai mengaku dirinya wali quthb, dan imam
mahdi. Padahal mereka bukan ahli syariat.” (Al-Dhurar al-Muntatsirah fi
al-Masa’il al-Tis’a ‘Asyarah, hal. 1). Sumber ; pp.alanwar Sarang
Post a Comment