Keutamaan Utsman bin Affan
Beliau termasuk as-sabiqun al-awwalun (orang-orang
yang pertama menyambut dakwah Islam). Beliau mengikrarkan diri sebagai seorang
muslim berkat dakwah Abu Bakr Ash-Shidddiq pada umur 34 tahun. Di saat kaumnya
menolak dan mengingkari seruan dakwah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam ia justru membentangkan tangan, membuka hati, dan
meyakini tanpa keraguan. Tatkala seruan hijrah dikumandangkan beliau adalah
termasuk seorang yang tampil melaksanakan perintah sehingga beliau dua kali
berhijrah, ke negeri Habasyah dan Madinah.
Keunggulan sahabat
Utsman
semakin tampak pada beberapa keadaan penting di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
saat itulah figur Utsman dikenal sebagai salah satu sahabat yang tidak disebut
melainkan kebaikan. Di saat musim paceklik panjang, kemiskinan dan kefakiran
menjadi bagian bagi setiap kaum muslimin. Di saat itu pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerukan
seruan jihad dan beliau tengah menyiapkan pasukan besar untuk diberangkatkan
dalam Perang Tabuk melawan pasukan Romawi. Pasukan itu disebut jaisyul ‘usroh karena
sulitnya kondisi materi para sahabat pada saat itu. Namun, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap
mendorong para sahabatnya untuk berinfak dan bersedekah dalam rangka menyiapkan
pasukan besar tersebut. Hingga Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam mengatakan, “Barang
siapa yang menyiapkan jaisyul usyroh, maka baginya surga.” Tiba-tiba
datanglah seorang saudagar kaya yang dermawan dialah Utsman bin Affan
membawa kepingan-kepingan dinar berjumlah 1000 dinar lalu diberikan di hadapan
Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam. Sambil memeganginya keluarlah ucapan yang
masyhur dari bibir Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam yang mulia, “Tidaklah
memudharatkan Utsman apa yang ia lakukan setelah ini.”
Dan juga pada saat
jumlah kaum muslimin semakin bertambah dan Masjid Nabawi serasa tidak dapat
lagi menampung jamaah, maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang
siapa membeli lokasi milik keluarga fulan lalu menambahkan untuk perluasan
masjid dengan kebaikan maka ia kelak di surga.” Lalu Utsman
membelinya dari kantong uang miliknya lalu tanah itu diwakafkan untuk masjid.
Demikian juga
tatkala Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah maka tidak dijumpai air tawar
kecuali dari sumur rumah. Lalu Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang
siapa membeli sumur dan menjadikan gayung miliknya bersama dengan gayung milik
kaum muslimin maka kelak ia di surga.” Mendengar ucapan tersebut
Utsman pun segera membelinya.
Kemudian satu hal
yang tidak boleh dilupakan-yang menambah kemuliaan sahabat Utsman, beliau
adalah seorang mu’alim
yang cinta kepada Alquran. Kecintaannya terhadap Alquran telah membuahkan hasil
yang senantiasa dikenang hingga hari kiamat, peristiwa pengumpulan Alquran dan
penyeragaman bacaan adalah bukti nyata bagi seorang yang mau merenunginya.
Beliaulah sahabat yang telah meriwayatkan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sebaik-baik kalian
adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.”
Dan suatu hari
Utsman memanggil orang-orang, lalu berwudhu di hadapan mereka, kemudian beliau
mengatakan, “Barang siapa yang berwudhu semisal wudhuku ini lalu shalat dua
rakaat dan tidak berbincang-bincang di dalamnya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala
akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Beliau juga sering
memperingatkan manusia dari bahaya dusta atas nama agama, dari beliaulah
diriwayatkan sabda Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam, “Barang
siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka silakan mengambil tempat
duduk di neraka.”
Dan masih banyak
lagi keutamaan-keutamaan beliau yang lain, namun tidak ada yang lebih
menggembirakan dari itu semua dibandingkan persaksian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
bahwa Utsman adalah min
ahlil jannah (salah satu penghuni surga).
Dari Abu Musa
al-Asy’ari beliau berkata, “Suatu hari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam masuk ke sebuah kebun dan beliau memerintahku
untuk menjaga pintu kebun tersebut, maka datanglah seorang laki-laki meminta
izin untuk masuk maka Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Izinkanlah
ia masuk dan berikan kabar gembira kepadanya berupa surga.’
Ternyata ia adalah Abu Bakr. Lalu datang seorang laki-laki yang lain dan meinta
izin untuk masuk, lalu Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Izinkanlah
ia masuk dan berikan kabar gembira kepadanya berupa surga.’
Ternyata dia adalah Umar. Kemudian datang lagi seorang yang lain meminta izin
untuk masuk, namun sejenak Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam terdiam, lalu beliau mengatakan, ‘Izinkanlah ia masuk dan berikan
kabar gembira kepadanya berupa surga atas bala yang akan menimpanya.’
Ternyata dia adalah Utsman bin Affan.”
Ishaq bin Rahawaih
mengatakan, “Tidak ada seorang pun sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam orang
yang paling baik di muka bumi ini kecuali Abu Bakr, dan tidak ada orang yang
lebih baik sepeninggalnya kecuali Umar, dan tidak ada orang yang lebih baik
sepeninggalnya kecuali Utsman, serta tidak ada orang yang lebih baik dan lebih
mulia sepeninggalnya kecuali Ali.”
Post a Comment